Posisi ITIL dan COBIT

Banyaknya framework, pendekatan serta guidance dalam pengelolaan Teknologi Informasi seringkali membuat praktisi terkait baik manajemen maupun staff IT menjadi bingung. Bagaimanakah posisi framework, metodologi atau guidance yang satu dengan yang lain? apakah saling melengkapi ataukah saling menggantikan? kalau saling melengkapi bagaimana cara implementasinya? sebaliknya kalau saling menggantikan dimana kelemahan dan kelebihan satu dari yang lainnya? atau bahkan hanya akal-akalan vendor atau organisasi tertentu dalam mendorong penjualan produk atau servicenya?

Pertanyaan yang sering muncul dalam diskusi, forum maupun seminar adalah perbedaan serta penggunaan ITIL dan COBIT.

Sebagaimana kita ketahui COBIT atau Control OBjective of Information and related Technology merupakan sebuah pedoman bagi pengelolaan IT termasuk input, proses, output, serta process control yang terbagi kedalam 4 obyektif dan 34 area kunci. Masing-masing obyektif tersebut adalah: Planing & Organization (PO), Acquisition & Implementation (AI), Delivery & Support (DS) dan Monitoring.

Sedangkah ITIL merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan IT yang terbagi kedalam proses dan fungsi (lihat penjelasan tentang apa itu ITIL dalam artikel terpisah). Dua area/modul dalam ITIL, yaitu Service Support dan Delivery kemudian menjadi CORE dalam ITIL versi 2, yang kemudian kita kenal dengan IT Service Management.

Apabila dilihat dari posisi kedua pendekatan tersebut, maka dapat kita lihat hubungan secara langsung diantara Delivery & Support (COBIT) dan ITSM. Dimana COBIT mengatur masalah obyektif yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan IT, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan IT untuk mencapai obyektif organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT dan ITIL merupakan dua pendekatan dalam IT Governance dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi. Apabila dibedah lebih jauh, relavansi ITIL tidak hanya berhenti di area Deliveri & Support, tetapi bisa kita petakan ke area COBIT lainnya.

Bagi anda yang sudah menggunakan COBIT sebagai standar kontrol terhadap pengelolaan IT, anda dapat juga mengimplementasikan ITIL dalam upaya meningkatkan tingkat kematangan IT perusahaan anda (Maturity Level). Bagi yang belum mengimplementasikannya dapat mengkombinasikan kedua pendekatan ini karena hubungannya satu dengan yang lain adalah saling melengkapi.

Berikut ini adalah tabel dari framework COBIT dan ITIL yang saling melengkapi satu dengan lainnya

COBIT and ITIL

Memang belum seluruh area dalam COBIT ditunjang oleh setiap proses dalam ITIL versi 2, akan tetapi dengan munculnya ITIL versi 3 hal tersebut sudah terlengkapi

Pos ini dipublikasikan di ITIL versi 2. Tandai permalink.

24 Balasan ke Posisi ITIL dan COBIT

  1. Akhmad Soepian berkata:

    Salam kenal pak.

    Saya sofyan, saat ini saya bekerja disalah satu perusahaan perbankan swasta di Bandung.

    Saya sedang belajar dan banyak membaca artikel mengenai IT framework. Saya memulainya dengan mencoba memahami framework dari COBIT dan ITIL. Saya membaca dari artikel diblog ini, namun saya cukup kesulitan untuk memahami sacara baik. Dapatkah bapak memberikan ilustrasi dalam bentuk tabel atau diagram sebagai perbandingan bahwa COBIT dan ITIL dapat saling melengkapi. Terimakasih atas bantuan bapak.

    salam,

    Sofyan

    • Dede Mulyana berkata:

      Pak Soepian,

      Terima kasih pak telah mengunjungi blog ini, saya akan coba menjelaskan lebih detil dan memberikan perbandingan diantara kedua framework tersebut (COBIT dan ITIL versi 2).

      Kedua Framework tersebut memang memiliki keunggulan dan kelemahan, keunggulan dan kelemahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

      COBIT memiliki kekuatan dalam hal IT Control dan Metric, tetapi tidak dijelaskan secara detil bagaimana untuk mencapainya

      ITIL memiliki kekuatan dalam proses-proses IT, tetapi tidak menekankan pada Control dan Metric walaupun dalam buku ITIL terdapat rekomendasi-rekomendasi KPI untuk setiap proses dan fungsi

      Hal tersebut diatas yang kemudian memberikan ruang untuk mengkombinasikan antara kedua framework tersebut, terutama pada area-area yang saya sebutkan dalam tulisan saya sebelumnya yaitu COBIT: DS (Delivery & Support) serta ITIL: IT Service Management (ITIL Service Delivery & ITIL Service Support). Namun memang masih ada area-area dalam COBIT yang belum ada proses atau fungsinya dalam ITIL versi 2, akan tetapi dalam ITIL versi 3 hampir semua sudah tercakup. Sehingga bisa dipastikan bahwa memang tidak ada overlap dalam penggunaan framework ini. Analoginya mungkin bisa saya gambarkan sebagai berikut:

      ” COBIT merupakan navigator yang megarahkan kemana tujuannya, sedangkan ITIL merupakan kendaraan yang dipakai untuk mencapai tujuan”

      Artikel sudah saya update dengan ilustrasi mengenai kombinasi kedua framework, dimana COBIT dengan Control dan Metric-nya serta ITIL versi 2 dengan bagaimana cara mencapai tingkat Control serta Metric yang terdapat dalam COBIT. Terima kasih atas masukannya terhadap artikel saya semoga dengan penjelasan yang lebih detil menjadi lebih mudah juga untuk dipahami

      Terima kasih,

  2. pian berkata:

    Terimakasih atas penjelasan yang bapak berikan. Sangat bermanfaat. Seperti yang dijelaskan diatas, mungkin dapat diambil kesimpulan bahwa COBIT adalah KNOW HOW sedangkan ITIL adalah HOW TO, dimana kedua framework ini dapat saling melengkapi untuk mewujudkan IT Governance. Terimakasih pak, ditunggu artikel lainnya.

    Salam,

    Akhmad Soepian Noor.

  3. Aga berkata:

    hi..
    Pak dede

    saya Aga,mahasiswa smstr 7,nanti akan mengambil topik skripsi tentang Cobit
    Setelah membaca artikel ini.Jadi sangat erat sekali hubungan Cobit dan ITIL.
    apakah bapak punya referensi buku untuk COBIT dan ITIL?
    lalu perusahaan yang bagaimana yg bisa digunakan untuk skripsi ttg COBIT,apa perusahaan yang biasa2 saja.atau harus perusahaan besar?

  4. Dede Mulyana berkata:

    Hi juga Aga,

    Terima kasih telah mengunjungi Blog ini. Secara singkat mungkin bisa saya jelaskan bahwa COBIT merupakan sebuah framework yang banyak digunakan untuk assessment dan Audit tingkat kematangan IT Governance sebuah perusahaan atau organisasi.
    Tidak ada batasan Mengenai skala dan tipe perusahaan yang bisa mengimplementasikan COBIT. Namun memang, biasanya timbulnya kebutuhan untuk memperbaiki IT Governance suatu perusahaan ketika kompleksitas dan skala perusahaan tersebut sudah cukup besar.
    Namun menurut hemat saya, untuk tujuan skripsi tidak masalah kalau anda coba mengambil studi kasus diperusahaan menengah ataupun organisasi pemerintahan.
    Untuk sumber bacaan COBIT dan ITIL, sebenarnya buku-buku yang resmi yang dikeluarkan oleh pemilik framework tersebut harus beli dari mereka (tidak gratis). Namun anda bisa coba cari di Internet untuk versi “Copy-nya”. Saya akan coba lihat library saya untuk bahan-bahan yang sifatnya free source

  5. Aga berkata:

    Terima Kasih Pak untuk penjelasannya.
    saya cuma ada buku,Audit Sistem Informasi+Pendekatan COBIT” karangan Sanyoto Gondodiyoto penerbit Mitra Wcana Media, 2007

    di dlm buku tsb.ad membahas ttg cobit.n sudah berbahasa indonesia. 😀
    tetapi tidak membahas secara lengkap.

    mungkin nanti dalam skripsi,saya akan membahas ITIL jg,karena hubungan dgn cobit erat dan saya tertarik untuk belajar ttg ITIL.

    Pak dede,ada email/messenger untuk dihubungi?
    Soalnya saya masih mau bertanya2 lagi..
    Mudah2an bapak berkenan..

  6. Dede Mulyana berkata:

    Mbak Mini,

    Terima kasih telah berkunjung ke blog kami. Pernah ada survei yang dilakukan oleh dua consulting firm yang bisa dianggap leading dan fokus di ITIL, yaitu Pink Elephant dan BMC Software. Survey tersebut dilakukan terhadap organisasi yang mengimplementasikan SAP. Survey tersebut dilakukan terhadap 600 responden (yang terdiri dari responden yang dianggap masuk kualifikasi dan tidak).

    Survey tersebut dilakukan untuk melihat framework / standard apakah yang paling banyak digunakan oleh organisasi yang termasuk level enterprise (dianggap bahwa organisasi yang menggunakan SAP sudah berada pada level enterprise), dalam mengelola IT mereka. Ternyata dari survey yang dilakukan 71% responden menjawab bahwa ITIL merupakan framework yang paling banyak diadopsi dibandingkan framework dan standard lainnya.

  7. mini berkata:

    thx responnya, pak.

    wah ternyata sudah ada survey mengenai penggunaan ITIL yah. bagaimana dengan survey untuk perusahaan enterprise yg berlokasi di indonesia? bila survey tsb sudah ada, mohon infonya, pak. oia ITIL ini menarik untuk dipelajari. semakin dipelajari semakin menarik utk dikupas dan diterapkan. beberapa waktu lalu pernah mendengar penjelasan bahwa ITIL juga banyak diterapkan untuk risk management [servide delivery] namun hingga sekarang saya masih belum bisa menemukan artikel terkait mengenai pembahasan detail mengenai risk management dgn menggunakan ITIL. s/d saat ini hanya berbekal link wiki.en.it-processmaps.com/index.php/Risk_Management saja. mohon share mengenai info risk management versi ITIL ini, pak.

    terima kasih.

    • Nur Rochmania berkata:

      assalamualaikum wr.wb.. perkenalkan saya rahma saya sedang proses submitt penelitian saya yg menjawab tentang topic yang sedang dibicarakan diatass. semoga penelitian segera diapprove agar bisa memberikan manfaat. 🙂

  8. Irfan Sungkar berkata:

    Salam kenal mas dede,,,,
    Saya Irfan Mahasiswa MSI UNDIP,., saya tertarik dengan COBIT karena menurut saya untuk tahun kedepan perusahaan lebih mmbutuhkan Audit karna dah banyak perusahaan yang dah pake Sistem Informasi. Saya ingin mempelajari COBIT untuk bahan tesis dan buat pengalaman tetapi saya kesulitan karna saya dari orang teknik (programmer) sedangkan untuk mengubah konsep programmer ke analys/planning saya kesulitan, yang ingin saya tanyakan ada g trik untuk mengubah pola pikir saya dari teknik ke master planning (cobit) dan tempat untuk training audit sisfo d mana y? smoga mas dede mau membantu dan bertukar ilmu dengan saya thanx.

    • Dede Mulyana berkata:

      Salam kenal juga mas Irfan,

      Terima kasih telah mengunjungi Blog kami dan maaf karena harus menunggu jawabannya, maklum mas saya lagi tertimbun banyak project.

      Saya setuju, seberapa kecil atau besarnya sebuah organisasi IT, suatu saat pasti akan memerlukan acuan framework atau standard yang dibuat berdasarkan praktik-praktik pengelolaan IT yang berhasil diimplementasikan diperusahaan atau organisasi lain. Oleh karena itu, Audit atau assessment akan menjadi salah satu kebutuhan dimasa yang akan datang.

      Tidak hanya mas Irfan, saya juga dulu seorang programmer, beberapa hal yang bisa saya share dalam mengubah pola pikir kita dari teknis menjadi strategis adalah sebagai berikut:

      1. Berfikir secara Helicopter View
      Hal ini akan membantu anda mulai melihat segala hal dalam keseharian kita, termasuk apa yang kita kerjakan, dari level yang lebih strategis. Yang dulunya kita hanya melihat bagaimana sebuah aplikasi dibuat, coba mulai memahami, untuk apa aplikasi tersebut dibuat dan kontribusinya terhadap bisnis bisnis.

      2. Rencanakan setiap tindakan sebelum mengeksekusinya
      Perencanaan adalah salah satu kata kunci dalam berfikir secara strategis. Seseorang yang sudah biasa merencanakan segala yang akan dilakukannya, akan memahami kenapa dia harus melakukan setiap aktifitas dalam pekerjaannya sehari-hari. Hal ini tentunya berbeda bagi orang yang terbiasa menjadi eksekutor, dimana targetnya hanya mengerjakan pekerjaannya tanpa menghiraukan hubungan, keterkaitan dan dampak dari yang dia kerjakan terhadap aktifitas lain yang dilakukan oleh orang lain atau bagian lain.

      3. Review seluruh tindakan anda setelah anda menyelesaikannya
      Setiap pekerjaan yang kita lakukan, tentunya akan menghasilkan sesuatu yang dapat merepresentasikan bahwa pekerjaan kita berhasil atau tidak. Setiap keberhasilan atau kegagalan dalam pekerjaan kita, tentunya akan membuahkan sebuah “lesson learn” atau pembelajaran bagi kita maupun organisasi. Oleh karena itu, untuk mulai membawa pikiran kita ke level yang lebih strategis, maka melakukan review terhadap setiap tindakan yang kita lakukan merupakan salah satu aspek yang cukup penting.

      Demikian penjelasan saya mas Irfan, semoga membantu.

      Salam,
      Dede

  9. Edio berkata:

    Saya Edy,, Sat ini sedang Kuliah di jurusan Sistem Informasi…Kebutulan sy mau buat tesis tentang ” Audit Sistem Informasi dengan Framework ITIL, tp saya belum bgitu bnyak mengerti tentang Framework ITIL..Kalo Manual book atau referensi tentang ITIL tolong di Upload di blognya bapak…Terima kasih Bnyak…Salam.Edy……….

  10. Dear Mr. Dede
    Saya mau tanya, apakah COBIT bisa dipake buat Perancangan Tata Kelola IT? masalahnya saya banyak baca papaer2 Mhs indonesia rata2 mereka menulis perancangan tata kelola IT pake COBIT sedangkan secara esensi itu Cobit hanya dipake buat Audit sistem. seharusnya tata kelola IT pakenya TOGAF atau Zahman Framework. mohon pencerahannya pak.

    Gagah Manunggal Putra
    Mahasiswa MTI Udinus Semarang

  11. Vero Nica berkata:

    Selamat Malam pak Dede,
    Mau tanya Pak, untuk ITIL V2 apakah sudah tidak bisa digunakan lagi saat ini? apakah seluruhnya harus berubah ke v3?

    Terima kasih..

    Veronica

    • Dede Mulyana berkata:

      Hi Mbak Veronica,

      Maaf saya baru sempat reply..

      Untuk ITIL v2 sebenarnya masih bisa digunakan, bahkan beberapa proses v2 juga dibawa ke v3 dengan obyektif dan key activities yang tidak jauh berbeda.

      Namun rekomendasinya memang harus sudah mengubah mindset dan pola implementasi ke ITIL v3, walaupun belum tentu harus mengubah proses yang sudah dijalankan. Misalnya saja, di ITIL v2 sudah ada yang namanya Incident Ticketing, walapun masih digabung antara ticket Incident dan Request. Sedangkan di ITIL v3, secara proses saja sudah dipisah, maka harus sudah dipikirkan bagaimana bisa memisahkan Pencatatan ticket Request Fulfillment dan Incident.

      Walapun demikian, apabila ternyata terdapat kendala resource dalam proses pemisahan tersebut, yang penting harus dipastikan keterkaitan incident dan request fulfillment bisa dikelola dengan baik.

      Dalam ulasan artikel saya yang lain, yang saya maksud sudah expired dan ditarik dari peredaran adalah publikasi dan training terkait ITIL v2, sedangkan implementasinya menurut saya sah-sah saja untuk tetap dijalankan. Bahkan ISO 20000:2005 sendiri, yang merupakan satu-satunya standard IT Service Management saat ini, masih mengacu ke ITIL v2.

      Demikian penjelasan saya.

      Terima kasih

  12. Maik berkata:

    These types of sounds can include footsteps, rain drops or crunching noises.
    Yup, no clever banter from either of them –  they have been banished to a city balanced on the Black Sea ever so far,
    far away from the London of the Regency Period. (Android Market link).

  13. Gumilar berkata:

    saya mahasiswa smester 7 yang akan mencoba mengambil tentang cobit pada TA saya,tapi saya masih bingung dengan COBIT karena dalam pelajaran hanya sebagian kecil di jelaskan nya,menurut bapak kendala terbesar atau kesulitan yang sering ditemui saat menerapkan cobit itu dalam hal apa?terimakasih,mohon bantuannya bapak….

  14. fadil chusni berkata:

    saya menginginkan buku tentang Cobit dan ITIL bisa bapak membantu saya untuk mendapatkannya

  15. Samantha berkata:

    Selamat Sore,

    Salam kenal pak, apakah ada sistem keanggotaan untuk publikasi disini?
    Apakah memungkinkan apabila saya ingin submit review mengenai kombinasi ITIL V3 dengan COBIT 5.0?

  16. ilham riswanto wibowo berkata:

    pak saya mahasiswa semester 8 ini. Saya ingin meneliti sistem pengkreditan di salah satu bank terkemuka menggunakan COBIT4.1 Kira kira domain yang pas apa ?

  17. na zurna berkata:

    Salam kenal pak, apakah kita bisa merancang desain sms center menggunakan itil v3 sementara sistem informasinya belum ada..yang ada hanya teknologi IT dan sistem aplikasi?

  18. Ping balik: ITIL dan COBIT – NEVER STOP SHARE THE GOOD STUFF.

  19. Ping balik: Manajemen layanan sistem informasi – Sultan Akbar R.

Tinggalkan komentar